PAUS FRANSISKUS MENGUNJUNGI BOLIVIA

Dipublikasikan tanggal 09 July 2015

PAUS FRANSISKUS MENGUNJUNGI BOLIVIA

Dialog Sangat Dibutuhkan

Paus Fransiskus menyerukan penyelesaian konflik laten antara negara-negara yang bersaudara melalui jalur dialog yang jujur dan terbuka. Meskipun tidak menyebutkan nama-nama negara yang dimaksud, Paus jelas mengarah kepada konflik perbatasan laut antara Chili dan Bolivia, yang sudah berlangsung selama kurang lebih 140 tahun. Pesan ini disampaikan oleh Bapa Suci pada hari Rabu malam di Katedral La Paz. Bolivia adalah negara kedua yang dikunjungi oleh Paus Fransiskus dalam lawatannya ke tiga negara di Amerika Latin: Ekuador, Bolivia, dan Paraguay.

Paus mengadakan pertemuan dengan Presiden Bolivia, Juan Evo Morales Ayma, dan Kuria Bolivia setelah memberikan penghormatan kepada seorang pastur Jesuit yang dibunuh oleh paramiliter 35 tahun yang lalu. Paus menegaskan, “Lebih baik membangun jembatan daripada mendirikan tembok. Sesulit apa pun keadaan, pasti ada jalan keluar yang saling menguntungkan. Jangan pernah memilih jalan agresi, balas dendam, dan permusuhan, yang akan memperburuk situasi dan mempersulit jalan penyelesaian.”

Paus Berkunjung ke Bolivia

Paus Fransiskus akan melanjutkan perjalanan ke kota Santa Cruz, di mana beliau akan memimpin misa bersama umat, mengunjungi narapidana, dan menutup pertemuan organisasi-organisasi sosial tingkat dunia. Pernyataan Paus juga menjawab seruan Presiden Bolivia Morales di bandara El Alto, ketika menyambut kedatangan Bapa Suci dari Quito, Ekuador. Morales berkata, “Paus Fransiskus, Anda datang penuh dengan semangat setelah menghirup udara lautan Pasifik. Anda telah tiba di sebuah negeri damai yang sedang mencari keadilan. Selamat datang di sebuah tanah air, yang dibelenggu hak-haknya atas batas-batas kelautan oleh sebuah invasi.”

Pernyataan Morales ini mengacu kepada sejarah perang Pasifik, yang berlangsung antara Chili dan pasukan gabungan Peru dan Bolivia (1879-1883). Kemenangan Chili mengakibatkan Bolivia terisolasi dari 400 km garis pantai dan kurang lebih 120.000 km2 wilayah teritorial. Meskipun sejak 1904 Chili mengijinkan Bolivia menggunakan pelabuhan lautnya, hal tersebut masih dianggap belum cukup, dan sampai saat ini Bolivia selalu mencari cara agar dapat memperoleh kembali wilayah pesisirnya yang hilang.

 

Situasi Perang Pasifik (1879-1883)

Bolivia Kehilangan Wilayah Pesisir Pasca Perang Pasifik

(dari berbagai sumber)