MARI DAN LIHATLAH!
Dipublikasikan tanggal 24 August 2015
MARI DAN LIHATLAH!
Kisah Pemuridan dalam Injil Yohanes
Bacaan Injil hari ini diambil dari Yoh 1:45-51 yang mengisahkan tentang pemanggilan Filipus dan Natanael menjadi murid-murid Yesus. Kisah pemuridan dalam Yoh berbeda dengan injil-injil Sinoptik. Dua orang murid pertama Yesus adalah mantan murid-murid Yohanes Pembaptis. Mereka mengikuti Yesus berkat “katekese” singkat dari Yohanes Pembaptis, “Lihatlah Anak domba Allah!” (Yoh 1:36). Salah satu dari mereka bernama Andreas. Andreas, pada gilirannya membawa Simon, saudaranya, kepada Yesus. Lagi-lagi Andreas memberikan “katekese” singkat kepada Simon, “Kami telah menemukan Mesias!” (Yoh 1:41).
Membawa orang lain kepada Yesus merupakan pola pemuridan dalam injil Yohanes. Hal ini sesuai dengan maksud penulisan Injil, yaitu bahwa supaya sidang pembaca percaya, bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah, dan supaya mereka oleh iman mereka memperoleh hidup dalam nama-Nya. (Yoh 20:31). Maka tidak heran bahwa Bunda Maria juga membawa orang kepada Yesus dalam perkawinan di Kana, lagi-lagi dengan “katekese” singkat, “Apa yang dikatakan kepadamu, buatlah itu!” (Yoh 2:5) Orang-orang Yunani yang ingin bertemu dengan Yesus dibawa oleh Filipus dan Andreas. (Yoh 12:21-23)
Kisah pemuridan Filipus memang unik. Tidak diceritakan bahwa dia dibawa oleh seseorang kepada Yesus. Namun Yoh 1:44 mencatat bahwa Filipus berasal dari kota yang sama dengan Andreas dan Petrus, yaitu Betsaida. Bukan mustahil bahwa Andreas dan Petruslah yang membawa Filipus kepada Yesus, setelah mereka menjadi murid-murid-Nya. Maka, ketika Yesus bertemu dengannya, Dia pun berkata kepadanya, “Ikutlah Aku!” (Yoh 1:43). Kata-kata Yesus yang singkat ini mirip dengan kata-kata Yesus kepada salah seorang murid-Nya (Luk 9:59), yang dijawab dengan satu alasan bahwa dia ingin pergi terlebih dahulu menguburkan bapanya. Ternyata ajakan Yesus yang sama bisa ditanggapi dengan sangat berbeda oleh manusia.
Kemudian, Filipus bertemu dengan Natanael. Kembali dia memberi katekese, kali ini agak panjang, “Kami telah menemukan Dia, yang disebut Musa dalam kitab Taurat dan oleh para nabi, yaitu Yesus, anak Yusuf dari Nazaret.” (Yoh 1:45). Kali ini reaksi Natanael menarik untuk direnungkan, “Mungkinkah sesuatu yang baik datang dari Nazaret?” (Yoh 1:46). Jika dicermati, katekese dari Filipus kepada Natanael bersifat biblis, dan mungkin Natanael adalah seorang yang rajin membaca Kitab Suci, sehingga dia tahu sekali bahwa Mesias akan terlahir di kota Betlehem. (Mik 5:1)
Filipus tidak mau berdebat panjang dengan Natanael. Dia hanya menjawab, “Mari dan lihatlah!” Ketika Yesus melihat Natanael, Dia berkata kepadanya, “Lihat, inilah Israel sejati, tidak ada kepalsuan di dalamnya!” (Yoh 1:47). Siapa Natanael sesungguhnya? Dalam daftar dua belas rasul Yesus dalam injil-injil Sinoptik tidak terdapat nama Natanael. Namun dalam daftar-daftar tersebut selalu nama Filipus disebutkan pada urutan kelima setelah Simon dan Andreas serta Yakobus dan Yohanes. Segera setelah Filipus, tercatat nama Bartolomeus pada urutan keenam, sehingga mayoritas ahli tafsir sepakat bahwa Natanael adalah Bartolomeus. (Mat 10:1-4, Mrk 3:13-19, Luk 6:12-16). Ada sementara ahli tafsir meyakini bahwa Natanael bukanlah sesosok pribadi, melainkan suatu komunitas Yahudi yang percaya kepada Kristus. Mungkin merekalah cikal bakal kaum Yudaisme Mesianik, suatu gerakan sinkretisme keagamaan Yahudi dan Kristen, yang sudah mulai diupayakan pada zaman Paulus, dan berkembang terutama mulai tahun 1960-an.
Natanael terkejut dengan pernyataan Yesus. Bagaimana Yesus mengenalnya? Yesus pun menjelaskan, “Sebelum Filipus memanggil engkau, Aku telah melihat engkau di bawah pohon ara.” (Yoh 1:48). Istilah “di bawah pohon ara” biasa bermakna bahwa seorang Yahudi duduk di bawah pohon ara untuk berdoa dan merenungkan firman Tuhan. Pada saat itulah Natanael langsung terpanggil dan menjawab, “Rabi, Engkau Anak Allah, Engkau Raja orang Israel!” (Yoh 1:49). Yesus pun menjanjikan bahwa Natanael akan melihat hal-hal yang lebih besar.
Apa yang dimaksud dengan hal-hal yang lebih besar? Yesus berkata, “… sesungguhnya engkau akan melihat langit terbuka dan malaikat-malaikat Allah turun naik kepada Anak Manusia.” (Yoh 1:51). Pernyataan Yesus ini mengingatkan kita kepada kisah Yakub bermimpi di Betel (Kej 28:10-22). Yakub dikisahkan melarikan diri ke Mesopotamia, setelah mencuri hak kesulungan Esau. Dalam pelarian, Yakub ragu apakah Tuhan masih menyertainya dan melindunginya. Di Betel Yakub bermimpi melihat sebuah tangga yang ujungnya sampai di langit, dan malaikat-malaikat turun naik di tangga itu. Yakub adalah Israel, maka dengan pernyataan Yesus kepada Natanael, Dia ingin menegaskan bahwa Dia dan murid-murid-Nya adalah “Israel baru”.
Hal yang menarik dari kisah pemuridan dalam injil Yohanes adalah ungkapan “mari dan lihatlah”. Seorang bisa saja menanggapi secara berbeda setiap panggilan dari Kristus. Ada yang menolak, ada yang ragu, dan ada yang menerima dengan sukacita. Apapun yang menjadi kesan pertama, selayaknya setiap orang “datang” dan “melihat” sendiri model kehidupan yang ditawarkan oleh Yesus. “Datang kepada Yesus” berarti mau membuka diri terhadap Yesus di tengah segala tantangan. Sedangkan “melihat Yesus” berarti mengalami sebuah pertemuan pribadi dengan Yesus. Bagaimana cara manusia mengalami pertemuan pribadi dengan-Nya? Natanael, Israel sejati, memberi solusinya: duduk di bawah pohon ara – berdoa dan membaca Sabda Tuhan.
Kisah pemuridan Filipus menjadi salah satu bahan permenungan dalam Bulan Kitab Suci 2015. Setelah menjadi pengikut Kristus, kita diingatkan akan tugas dan tanggung jawab untuk mewartakan Injil kepada orang lain. Membawa orang lain kepada Kristus berdampak bahwa iman seseorang semakin bertumbuh.
Filipus Membawa Natanael kepada Kristus
Sumber: stepintothestory.ca
Ikon Gereja Ortodoks Filipus-Natanael-Kristus
Sumber: kopsidas.com