PESTA SALIB SUCI

Dipublikasikan tanggal 14 September 2015

PESTA SALIB SUCI

Dengan Tanda Ini, Taklukkan!

Pesta Salib Suci merupakan salah satu dari dua belas pesta besar dalam tahun liturgi dan diperingati setiap tanggal 14 September, baik di Gereja Barat maupun Gereja Timur. Pesta ini ditetapkan oleh Paus Sergius I (608-701). Pesta ini dikaitkan dengan penemuan Salib Yesus Kristus. Sebuah tradisi mengisahkan bahwa St. Helena, bunda dari St. Konstantinus, menemukan tiga buah kayu salib yang dipergunakan oleh Yesus Kristus dan dua orang penyamun di dekat Golgota Yerusalem. Sebuah mukjizat penyembuhan terjadi setelah seseorang menyentuh kayu salib itu, sehingga diyakini sebagai Salib Sang Juruselamat dan sejak saat itu mulai dihormati oleh umat. Umat memandang Salib yang ditinggikan, lalu mereka berseru, “Kyrie Eleison” berulang kali. Peristiwa ini masih terekam dalam liturgi Pesta Salib Suci dengan pengulangan seruan “Kyrie Eleison”. Sejak saat itu Kayu Salib Suci disimpan di Basilika Makam Suci.

Pada tanggal 4 Mei 614, ketika tentara Islam menyerbu Yerusalem, Salib Suci jatuh ke tangan pasukan Persia. Pada tahun 628 Kaisar Heraklius, setelah mengalahkan pasukan raja Persia, berhasil merebut kembali relikui yang sangat berharga itu. Karena takut akan keamanan Salib Suci di Yerusalem, sang kaisar memindahkannya ke ibukota Konstantinopel. Salib Suci ditinggikan dengan penuh kemuliaan di Gereja Hagia Sofia.

Liturgi Pesta Salib Suci pada saat ini mengacu pada penglihatan yang dialami oleh Kaisar Konstantinus pada tahun 312. Sesaat sebelum bertempur melawan rival utamanya, Jenderal Maxentius, dalam perebutan supremasi tertinggi di Roma, dia melihat sebuah salib besar yang terang di hadapannya dengan tulisan ”In Hoc Signo Vinces” (dengan tanda ini, taklukkan). Segera Kaisar Konstantinus mengganti panji-panjinya dengan lambang salib dan dua huruf Yunani ΧΡ (Chi-Ro), yang artinya Kristus. Konstantinus pun dengan mudah mengalahkan Maxentius di pertempuran Milvian Bridge. Maxentius mati tenggelam setelah terjatuh ke sungai dalam dahsyatnya pertempuran. Pada tanggal 14 September 312 Kaisar Konstantinus memasuki kota Roma dan disambut layaknya seorang pahlawan. Itulah sebabnya mengapa Pesta Salib Suci diperingati setiap tanggal 14 September.

Bacaan pertama dari Liturgi Pesta Salib Suci diambil dari Bil 21:4-9. Perikop ini mengisahkan tentang sungut-sungut bangsa Israel di padang gurun. Allah kemudian menghukum mereka dengan mengirimkan ular-ular. Banyak orang Israel mati dipagut ular. Maka, mereka minta tolong kepada Musa. Musa pun berdoa kepada Tuhan dan Dia menjawabnya. Tuhan menyuruh Musa untuk membuat patung ular dari tembaga dan menggantungnya pada sebuah tiang. Orang Israel yang dipagut ular tidak akan mati apabila dia melihat patung ular itu. Bacaan Injil diambil dari Yoh 3:13-17 di mana Yesus berkotbah bahwa Anak Manusia pun harus ditinggikan supaya barang siapa yang percaya kepadanya beroleh hidup yang kekal. Selanjutnya dalam Yoh 6:40 Yesus bersabda, “Sebab inilah kehendak Bapaku, yaitu supaya setiap orang, yang melihat Anak dan yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal, dan supaya Aku membangkitkannya pada akhir zaman.” Inilah yang diharapkan dari seluruh umat Katolik ketika Imam mengkonsekrasikan Roti dan Anggur dalam Doa Syukur Agung. Kita harus melihat dan percaya bahwa Roti dan Anggur yang sudah dikonsekrasikan adalah benar-benar Tubuh dan Darah Kristus, yang akan menyelamatkan kita.

(dari berbagai sumber)

Penglihatan "In Hoc Signo Vinces" oleh St. Konstantinus

Seperti Musa Meninggikan Ular, Demikian Juga Anak Manusia Harus Ditinggikan