TEMBOK BUKAN SOLUSI UNTUK KRISIS PENGUNGSI

Dipublikasikan tanggal 29 September 2015

TEMBOK BUKAN SOLUSI UNTUK KRISIS PENGUNGSI

Pernyataan Paus dalam Penerbangan Kembali ke Roma

Dalam penerbangan kembali dari Philadelphia Amerika Serikat, Paus memperingatkan bahwa, “tembok” bukanlah solusi untuk krisis imigran yang sedang dihadapi dunia. Menutup diri hanya menciptakan lebih banyak kebencian, maka beliau menghimbau  agar dibangun “jembatan” melalui dialog antara negara-negara yang terlibat. Dalam beberapa bulan terakhir akibat perang di Timur Tengah dan Afrika Utara, puluhan ribu orang, sebagian besar umat Islam, telah mulai melakukan eksodus ke Eropa untuk melarikan diri kelaparan dan kekerasan. Namun, di negara-negara seperti Yunani  yang mengalami krisis ekonomi yang parah, dan Hungaria, para pengungsi menghadapi penolakan. Hungaria bahkan memutuskan untuk memasang kawat berduri di perbatasan dengan Serbia untuk mencegah masuknya imigran.

Dalam perjalanan kembali ke Roma (Italia), Paus Fransiskus mengulang seruannya di depan Kongres AS, di mana beliau mengatakan bahwa dunia tengah menghadapi krisis pengungsi terburuk sejak Perang Dunia kedua. Beliau mencatat bahwa krisis ini adalah hasil dari proses menahun, karena perang yang mengakibatkan orang-orang melarikan diri sudah berlangsung tahunan, seperti yang terjadi di Suriah, Irak, dan Libya. Beliau menambahkan, "Kelaparan adalah kelaparan yang berkepanjangan.  Saya mengambil Afrika sebagai contoh. Benua ini dieksploitasi dan sekarang berkecamuk perang, yang dilatarbelakangi oleh kepentingan ekonomi. Eksploitasi tidak dibarengi dengan investasi yang menyediakan lapangan kerja sehingga orang bisa terhindar dari krisis ini.”

Ketika ditanya tentang pemasangan kawat berduri, Paus mengingatkan bahwa “tembok” harus “dibongkar”. Semua “tembok” harus diruntuhkan karena bukan merupakan solusi.  Paus memahami benar bahwa saat ini Eropa sedang dalam kesulitan untuk mengatasi arus pengungsi. Namun, beliau meminta agar negara-negara bijak menanggapi gelombang migrasi meskipun tidak mudah untuk menemukan solusinya. Tembok pemisah bukan solusinya, melainkan jembatan yaitu dialog antar negara. Tembok pemisah tidak menyelesaikan persoalan, bahkan menambah kebencian, ujar Paus.

(dikutip dari pelbagai sumber)

Imigran Lampedusa (Foto: Migrant Offshore Aid Station)