SELAMAT DATANG TAHUN KERA API

Dipublikasikan tanggal 05 January 2016

Selamat Datang Tahun Kera Api

Sulit rasanya mulai menggerakkan pena menulis renungan ini. Tahun 2016 sudah bergulir lima hari, tetapi inspirasi untuk renungan masih belum mencuat di pikiran. Tahun 2014 dan 2015 dalam penanggalan China adalah tahun kuda dan tahun kambing, dua ekor binatang yang kerap muncul dalam Kitab Suci. Tidak terlalu sulit untuk mulai menulis sebuah refleksi awal tahun. Akan tetapi apa yang tertulis dalam Kitab Suci mengenai kera?

Dalam Kitab Suci kata “kera” hanya muncul dua kali  dalam 1 Raj 10:22 dan 2 Taw 9:21. Kera termasuk salah satu barang yang di bawa dari India oleh armada kapal Salomo dan Hiram, selain emas, perak, gading, dan burung merak. Kapal-kapal ini setahun melakukan perjalanan tiga kali. Kera memang bukan binatang asli Palestina dan daerah sekitarnya.  Kata Ibrani untuk “kera” adalah  “qoph” dan kata Yunaninya adalah “kepos”, yang nampaknya merupakan transliterasi dari bahasa Tamil “kapi” yang berarti aktif, lincah, dan cepat. Entah apa alasannya ternyata kera termasuk salah satu komoditas dagang yang berharga pada saat itu.

Hanya itu saja informasi yang dapat digali dari Kitab Suci mengenai tokoh binatang kita tahun ini. Lalu apa yang dapat menjadi butir permenungan kita di tahun kera api ini? Saya pun teringat akan sebuah pepatah dalam bahasa China yang berbunyi hou zi pa de yue gao, wei ba lu de yue duo. Kurang lebih secara harafiah pepatah ini berarti: semakin tinggi kera memanjat, semakin banyak ekornya kelihatan. Arti sesungguhnya dari pepatah ini adalah bahwa jika kita menggunakan semua bakat dan kemampuan kita, kita akan semakin sukses. Maka, tahun 2016 merupakan tahun yang baik bagi kita untuk berupaya sekeras mungkin supaya dapat meraih kesuksesan.

Seringkali manusia malu-malu atau rendah diri, sehingga tidak mau menunjukkan bakat dan keterampilan yang dia miliki. Padahal, Allah telah menciptakan manusia seturut gambar dan rupa-Nya. Allah mengaruniakan pelbagai karunia Roh kepada manusia, untuk dapat dimanfaatkan demi perkembangan Gereja. Sayang,  banyak yang justru menutup-nutupi karunia berharga yang telah diberikan oleh Allah kepadanya. Paulus dalam Rom 12:4-8 mendorong setiap umat untuk mengerjakan dengan sungguh-sungguh setiap hal yang menjadi karunia masing-masing sesuai dengan pemberian Allah.  Kepada Timotius Paulus juga mengingatkan agar Timotius tidak lalai dalam mempergunakan karunia yang ada padanya (1 Tim 4:14) bahkan mengobarkannya (2 Tim 1:6).

Tahun 2016 juga ditetapkan oleh Paus Fransiskus sebagai Tahun Suci Luar Biasa Kerahiman Allah. Salah satu ciri khas kera adalah sifatnya yang mudah bergaul, sukacita, dan bersedia untuk membantu orang lain. Maka, sekali lagi kita diingatkan bahwa  tahun ini menjadi momen sejati bagi semua umat untuk meneruskan langkah evangelisasi baru dan pembaharuan pastoral. Kita diminta untuk mengikuti teladan kerahiman Allah yang meminta kita untuk tidak menghakimi atau menyalahkan, melainkan memberikan kasih dan pengampunan.

Khusus untuk Paroki St. Lukas Sunter tahun 2016 menandai pergantian kepengurusan Dewan Paroki Pleno. Inilah saatnya untuk mempergunakan dan mengobarkan karunia yang diberikan Allah kepada kita.  Kera adalah hewan yang memiliki karakteristik: ceria, energik, humoris, dan mudah bergaul. Sifat ingin tahu untuk memecahkan masalah dan kreativitas yang luar biasa menjadikannya berjiwa pemimpin. Maka, kita berdoa supaya makin banyak umat yang terlibat dalam pelayanan di paroki kita dengan semangat Tahun Yubileum Kerahiman dan Tahun Kera Api. Ingatlah bahwa kera adalah komoditas berharga dalam zaman keemasan Raja Salomo, maka tahun 2016 ini adalah kesempatan emas bagi kita untuk menunjukkan kualitas sebagai pengikut-pengikut Kristus yang sejati.