PIALA EROPA 2016
Dipublikasikan tanggal 13 July 2016
PIALA EROPA 2016
Pelatih Tim Portugis Bersyukur kepada Allah dan Bunda Maria
“Pertama-tama saya ingin bersyukur kepada Allah Bapa untuk saat ini dan untuk semua saat dalam hidup saya”, ujar Fernando Santos, pelatih tim sepakbola Portugal setelah berhasil merebut gelar juara Euro 2016 untuk pertama kalinya dalam sejarah. Portugal mengalahkan tuan rumah Perancis dalam babak perpanjangan waktu dengan sebuah gol dari Eder. Dalam jumpa pers setelah pertandingan babak final, Santos membacakan surat ucapan terima kasih, yang diakui telah ditulisnya beberapa minggu sebelumnya. “Pertama dan terakhir, saya ingin berbicara tentang sahabat saya yang terbaik dan ibu-Nya (Yesus Kristus dan Bunda Maria) dan mempersembahkan kemenangan ini kepada mereka. Saya bersyukur karena mereka telah memanggil saya, karena mereka telah memberikan saya karunia hikmat, ketangguhan, dan kerendahan hati untuk memimpin tim ini. Saya bersyukur karena mereka telah menerangi jalan saya dan memimpin saya. Karena segala sesuatu yang saya nantikan dan saya inginkan adalah untuk kemuliaan-Nya”, kata Santos.
Fernando Santos menikah dan merupakan ayah dari dua orang anak. Dia tidak menyembunyikan iman Katoliknya, yang dipeluknya sejak tahun 1994. Dia lahir dari keluarga yang tidak memiliki kehidupan religius yang memadai. Meskipun sudah menerima Komuni Pertama dan Krisma, sejak itu dia menjauhkan diri dari Gereja. Pada bulan November 2015 dalam acara “Obrolan tentang Allah” yang dilaksanakan seminggu sekali di Kapel do Rato Lisboa, dia mengaku di hadapan María João Avillez, “Dulu saya tahu Allah itu ada, tetapi cukup sampai di situ saja.” Namun, sang pelatih menyatakan bahwa dia tidak pernah lupa berdoa kepada malaikat pelindungnya.
Kemudian dia menikah di Gereja dengan Guillermina, dan menghadiri pembaptisan anak-anaknya. Ketika anak perempuannya mulai mempersiapkan diri untuk menerima Sakramen Krisma, dia terpanggil untuk mulai mendekatkan diri dengan Gereja. Dia berbicara dengan seorang imam yang memberinya sebuah buku. Sejak saat itu dia mulai rajin mengikuti misa dengan istrinya. Meskipun demikian, dia tidak terpanggil untuk menerima komuni seperti umat lain. Maka, dia pun kembali berbicara dengan sang imam dan sang imam menganjurkan langkah berikutnya: mengaku dosa.
Meskipun demikian, masih segar dalam ingatan Fernando Santos bahwa tahun itu adalah tahun yang sulit untuk dirinya, setelah dipecat dari team Estoril Liga Portugis. Kembali ke rumah, dia berjumpa dengan beberapa orang teman yang menghiburnya dan menawarkannya untuk berpartisipasi dalam sebuah retret rohani “Cursilho de Cristandade”. Dia teringat bahwa pada saat retret itulah dia disegarkan kembali dan menemukan “Kristus yang hidup dalam setiap manusia”.
Menurut Santo, dia dapat memahami bahwa perlu memberi makanan rohani kepada iman dan hal itu dapat diperoleh melalui Ekaristi. Untuk itulah dia mulai berpartisipasi dalam Misa dan menerima komuni dengan rutin. Sekarang dia hidup dalam iman, rajin mengikuti Misa Kudus dan berdoa, terutama di hadapan Sakramen Mahakudus. “Tempat paling tepat untuk berbicara dengan-Nya adalah di hadapan Tabernakel karena Dia ada di sana”, tegas sang pelatih yang memiliki kebiasaan membaca doa harian secara rutin. Setiap hari dia berdoa untuk dirinya dan keluarganya supaya Allah menambahkan iman, pengharapan dan kasih. “Menjadi orang Katolik adalah sebuah komitmen yang kuat, karena menuntut kewajiban untuk memberi kesaksian tentang Yesus yang bangkit dan hidup dalam setiap pekerjaan yang kita geluti,” demikian dia menegaskan.
Fernando Santos, Pelatih Tim Sepakbola Portugal