ALARM KRISIS GEREJA KATOLIK JERMAN

Dipublikasikan tanggal 18 July 2016

ALARM KRISIS GEREJA KATOLIK JERMAN
Bapa Suci: Jerman Mengalami Erosi Iman
 
Konperensi Waligereja Jerman (CEA) menyerukan kecemasan terhadap realita Gereja Katolik di negara ini, yang sedang mengalami krisis yang parah. Setiap tahun jumlah umat Katolik, jumlah imam, jumlah baptisan dan perkawinan menurun. Meskipun demikian, Kardinal Reinhard Marx menegaskan bahwa Gereja Jerman tetap merupakan sebuah kekuatan besar yang amanatnya diterima dan didengarkan.
Jerman memiliki 23,7 juta umat Katolik yang mewakili 29% dari penduduknya. Pada tahun 2015 181.925 umat meninggalkan Gereja. Statistik tahun lalu menunjukkan sedikit kenaikan pada jumlah baptisan dan perkawinan, namun dibandingkan dengan data-data 20 tahun yang lalu, nampak penurunan yang signifikan. Pada tahun 1995 jumlah bayi yang dibaptis berjumlah 260 ribu dan turun menjadi 167 ribu pada tahun 2015. Dalam kasus perkawinan Katolik tahun 1995 mencatat 85.456 perkawinan dibandingkan dengan 44.928 perkawinan pada tahun 2015. Demikian pula halnya dengan kehadiran pada misa: 18,6% pada tahun 1995 dan hanya 10,4% pada tahun 2015. Partisipasi dalam sakramen pengakuan dosa lebih mengejutkan lagi; 91% pelayan pastoral mengaku hanya mengaku dosa setahun sekali atau bahkan tidak sama sekali.
Dalam sebuah pernyataan mewakili CEA, Kardinal Marx menegaskan bahwa dibutuhkan sebuah praktik pastoral yang memadai yang mampu merangkul segala jenis umat dan mampu meningkatkan pengharapan iman umat. “Kesimpulan Sinode Para Uskup dan himbauan apostolik Amoris Laetitia dari Paus Fransiskus merupakan tanda-tanda yang penting,” ujar Kardinal. “Menurut Bapa Suci jalan masa depan Gereja adalah jalan Gereja sinodal. Hal ini berarti bahwa semua umat beriman, klerus maupun awam, dipanggil untuk memberi kesaksian tentang iman dan Injil.”
Pada bulan November 2015 Bapa Suci menerima para uskup Jerman dalam sebuah kunjungan ad limina. Pada kesempatan ini Bapa Suci menggariskan program aksi bagi para uskup Jerman untuk menghadapi erosi iman Katolik di negeri itu. Paus Fransiskus prihatin dengan penurunan yang drastis dalam partisipasi misa mingguan dan kehidupan sakramental di negara-negara dengan tradisi Katolik yang kuat. Pada tahun 60-an semua umat beriman berpartispasi dalam misa hari Minggu, sekarang hanya menyisakan kurang dari 10%.
Situasi ini terus memburuk, menurut Paus Fransikus, karena umat tidak mau lagi mengaku dosa, tidak lagi menerima sakramen penguatan dan menikah secara Katolik serta menurunnya jumlah panggilan hidup membiara. Jerman sungguh mengalami erosi iman!
Gereja-gereja Katolik di Jerman Semakin Kosong