ROMO SIS DISEMAYAMKAN DI PERISTIRAHATAN TERAKHIR
Dipublikasikan tanggal 29 July 2016
ROMO SIS DISEMAYAMKAN DI PERISTIRAHATAN TERAKHIR
Pemakaman Bertingkat di Biara Induk OFMConv Deli Tua
Setelah melewati serangkaian acara ibadat arwah dan acara adat Karo yang mengaduk-aduk emosi dan perasaan seluruh umat dan para Saudara Dina Konventual, akhirnya pada hari Kamis 28 Juli 2016 Romo Sis disemayamkan di peristirahatan terakhir. Sesuai pesan terakhirnya beliau minta dikebumikan di pemakaman yang berlokasi di Biara Induk Tarekat OFMConv Deli Tua Medan.
Pemakaman di Deli Tua dibangun dengan sistem bertingkat dan bagi kebanyakan umat hal ini merupakan suatu hal yang baru. Umat heran melihat peti jenazah dimasukkan ke dalam lubang di atas tanah, tidak diurug dan bagian atasnya masih ditempatkan peti jenazah lain seperti misalnya peti jenazah P. Petrus Claver, OFMConv yang disemayamkan di atas peti jenazah P. Giuseppe Brentazzoli, OFMConv. Padahal, sistem pemakaman bertingkat seperti ini juga terdapat di Kerkhof (Pemakaman) Girisonta. Demikian pula pemakaman para imam yang terdapat di Eropa.
Untuk menjawab segala pertanyaan umat Paroki St. Lukas, pagi hari ini Team Web Admin telah menghubungi Prof. Dr. A. Eddy Kristiyanto, OFM, ahli sejarah Gereja. Di sela-sela kesibukan beliau, berikut adalah kutipan penjelasannya:
Saya tidak tahu persis sejarah asal-usul makam tingkat seperti itu. Dari pengetahuan yang serba sedikit ini, saya ingat visitasi kami (sebagai mahasiswa Fakultas Sejarah) ke beberapa Catacombe di pinggiran kota Roma. Catacombe adalah makam kristiani. Banyak orang menafsirkannya secara romantis bahwa Catacombe pernah dijadikan tempat persembunyian orang Kristen dari pengejaran aparat penguasa abad-abad pertama Masehi.
Dosen kami (H. Pfeiffer SJ dan J. Janssen SJ) yang mengawal studi dan eksposisi kami waktu itu - mereka ahli Paleografi Kristiani, l'arte cristiana - sudah mengingatkan kami untuk tidak memegang tafsiran romantis abad XVIII-XIX tersebut. Catacombe adalah makam Kristen bawah tanah, yang panjang dan luasnya bisa mencapai ratusan bahkan ribuan meter persegi. Lorong-lorongnya panjang dan jalan bisa naik-turun. Agar tidak tersesat di dalam Catacombe orang baru (seperti kami) perlu membawa penanda (biasanya tali). Tinggi lorong itu bisa dua meter (dari tanah tempat kaki berpijak hingga langit-langit lorong). Di kiri dan kanan lorong itu ada lubang-lubang seukuran panjang tubuh manusia dewasa. Di lubang-lubang itu jenazah dibaringkan (tidak di dalam peti). Lalu setelah jenazah dibaringkan dalam lubang, lubang ditutup dengan lempengan batu atau marmer (yang relatif mudah diperoleh di Roma). Jika jenazah itu dari keluarga berada, ia dimakamkan bersama peti, yang biasanya dari batu atau marmer. Itulah "sarcofagus". Pada lempengan batu atau marmer itu dituliskan data jenazah yang dimakamkan, berikut simbol-simbol suci atau kata-kata Tuhan, atau gambar tentang Yesus, Gembala Baik, roti, ikan, grano, lilin, dan lain sebagainya.
Mengingat tinggi lorong itu dua meteran (ada juga yang kurang dari 2 meter), maka bisa dibuat beberapa lubang. Minimal dalam ketinggian dua meter bisa dibuat tiga lubang, bahkan empat. Keuntungan jenis tanah tempat Catacombe adalah tanah liat (bukan pasir) atau yang lain, sehingga tidak mudah runtuh kendati tanpa kerangka besi atau batu. Ini sungguh luar biasa.
Saya menduga, kuburan bertingkat itu mengingatkan orang akan Catacombe, tetapi juga efisiensi ruang. Secara spiritual kami memperoleh info dalam eksposisi itu bahwa orang-orang Kristen mengharapkan jika meninggal dikuburkan di tempat khusus (kuburan Kristen). Jadi, bukan hanya waktu hidup mereka bersatu, juga sesudah meninggal pun mereka bersekutu.
Selain itu, dalamnya lorong di Catacombe antara 3-6 meter bawah tanah, maka strukturnya juga kuat. Dari atas permukaan bumi, kalau orang belum tahu, ia pasti tak dapat mengenali itu makam. Di catacombe juga ada ruang yang tidak terlalu luas (dibuat pada abad XIX) untuk berdoa, bahkan ekaristi. Itulah yang mendorong para romantis menafsirkan Catacombe sebagai tempat pengungsian.
Jadi, sejarah asal-usul makam tingkat mengingatkan saya pada struktur makam di Catacombe. Memang ada sejumlah perbedaan yangg tak perlu disebutkan di sini.
Demi jelasnya, silakan melacak di internet struktur Catacombe, misalnya Catacombe San Callisto di Roma.
Peristirahatan Terakhir Romo Sis
Kerkhof Girisonta
Catacombe San Callisto Roma