HENDAKLAH KAMU SIAP SEDIA

Dipublikasikan tanggal 07 August 2016

HENDAKLAH KAMU SIAP SEDIA

Anak Manusia Datang seperti Pencuri

Bacaan Injil minggu ini, yang diambil dari Luk 12:32-48 dan berbicara tentang akhir zaman, nampaknya kurang pas untuk umat Katolik Jakarta, yang justru sedang sibuk mempersiapkan hal-hal baru: pengampunan pajak, tahun ajaran baru, persiapan liburan akhir tahun dan masih banyak lagi. Namun, seperti dalam hidup manusia harus mengantisipasi banyak hal, demikian juga halnya manusia harus mengantisipasi kedatangan Yesus yang kedua.

Yesus memulai pengajaran dengan dua gambaran: pinggang berikat dan pelita bernyala (Luk 12:35). Pinggang berikat mempersiapkan seseorang untuk berlari. Pelita bernyala mengacu pada perjalanan malam hari. Dua gambaran ini melukiskan sebuah perjalanan yang tergesa-gesa di malam hari. Dalam konteks Luk 12, malam melukiskan kesulitan yang bakal dialami oleh umat Kristus menjelang akhir zaman. Dengan kata lain, komunitas Kristiani harus bersiap-siap untuk bertindak cepat, meskipun di tengah pelbagai kesulitan.

Kemudian Yesus menggunakan dua perumpamaan untuk menjelaskan “antisipasi” akhir zaman: hamba-hamba yang menanti-nantikan tuannya (Luk 12:36-38) dan tuan rumah yang berjaga-jaga (Luk 12:39). Perumpamaan tentang hamba-hamba yang menanti-nantikan tuannya memiliki dua ciri perjamuan surgawi. Pertama, hamba-hamba menanti-nantikan tuannya yang pulang dari pesta perkawinan. Perjamuan atau pesta perkawinan merupakan pralambang dari Kerajaan Allah, di mana Dia akan bersantap bersama dengan umat-Nya (Luk 5:34, 14:16-24). Kedua, sang tuan akan kembali untuk melayani hamba-hambanya dalam sebuah perjamuan mewah! Maka, semua kerasulan Kristiani mengambil model pelayanan, seperti yang ditunjukkan oleh Yesus ketika membasuh kaki para rasul-Nya (Yoh 13:1-20).

Kalau diteliti lebih lanjut, skenario ini mirip dengan narasi injil Lukas. Setelah kebangkitan-Nya, Yesus naik ke surga (Luk 24:50-51 dan Kis 1:9-10).  Surga dilukiskan sebagai perjamuan kawin (bdk. Why 19:6). Komunitas Gereja Perdana mengharapkan bahwa kedatangan Yesus kembali sebagai Raja dan Hakim Agung dapat terlaksana dalam waktu yang singkat. Bagi umat Katolik perjamuan kawin surgawi dikecap dalam Ekaristi, di mana Tuhan hadir secara nyata dan diterima oleh umat beriman, meskipun Kerajaan Allah belum bersifat definitif. Melalui perumpamaan tentang hamba-hamba yang menanti-nantikan tuannya, Penginjil Lukas menyampaikan amanat mulia tentang kebersamaan pada hari Tuhan di mana umat merayakan kehadiran-Nya dan secara aktif menanti-nantikan kedatangan-Nya sambil melayani satu sama lain. Mereka yang merayakan kebersamaan ini sungguh sangat terberkati.

Perumpamaan tentang tuan rumah yang berjaga-jaga mengingatkan bahwa ancaman dari si Jahat yang ingin mencuri sebanyak mungkin jiwa dari keselamatan. Maka, para pengikut Kristus wajib memelihara diri dari segala godaan. Yesus berpesan, “Hendaklah kamu juga siap sedia, karena Anak Manusia datang pada saat yang tidak kamu sangkakan.” (Luk 12:40)

Intisari ajaran tentang akhir zaman tercatat dalam Katekismus Gereja Katolik Pasal 680-682 dan 1016-1017.  Yesus mengajarkan agar manusia mengantisipasi kedatangan-Nya. Pada akhir zaman Yesus akan kembali untuk menghakimi seluruh manusia sesuai dengan isi hatinya yang terdalam (iman) dan sesuai dengan pekerjaannya (perbuatan). Oleh sebab itu, iman dan perbuatan manusia menjadi antisipasi terhadap kedatangan Kristus.

Mengapa umat Kristiani merindukan kedatangan Kristus? Salah satu alasannya adalah kebangkitan badan. Umat Kristen mengimani bahwa tubuh akan dipersatukan kembali dengan jiwa pada akhir zaman. Setelah dibangkitkan, manusia memiliki tubuh rohani seperti tubuh Kristus. Setiap kali umat Katolik merayakan Ekaristi, mereka merayakan kedatangan-Nya. Sekarang kita dapat mengecap kesedapan tubuh Tuhan, namun secara penuh manusia dapat bersatu dengan Allah pada hari kedatangan Tuhan.

Dengan beberapa perumpamaan singkat, Lukas menjelaskan hubungan antara kedatangan Tuhan dengan ibadat mingguan kita. Maka, kita harus mempersiapkan Ekaristi dengan doa sambil merenungkan tentang kehadiran Kristus dalam sakramen dan kehadiran-Nya nanti pada akhir zaman. Kedua hal itu sangat berhubungan satu sama lain. Keindahan kerinduan akan kedatangan Kristus dilukiskan dalam sebuah lagu dari Komunitas Taizé di Perancis:

Wait for the Lord, whose day is near

Wait for the Lord, keep watch take heart

(Terjemahan Indonesia: Siapkanlah Tuhan datang, siapkanlah berjagalah!)

Berbahagialah Hamba, yang Didapati Tuannya Melakukan Tugas

Merayakan Ekaristi, Merayakan Kedatangan Kristus