BUNDA MARIA DIANGKAT KE SURGA
Dipublikasikan tanggal 14 August 2016
BUNDA MARIA DIANGKAT KE SURGA
Antisipasi dari Kebangkitan Warga-warga Kristen
Hari ini Gereja merayakan Hari Raya Santa Perawan Maria Diangkat ke Surga. Dogma keempat tentang Bunda Maria ini dimaklumatkan oleh Paus Pius XII pada tanggal 1 November 1950 dalam Konstitusi Apostolik Munificentissimus Deus (Allah yang Sangat Murah Hati). Paus mengumumkan bahwa “… Bunda Allah yang Tak Bernoda, Perawan Kekal Maria, sesudah menyelesaikan perjalanan hidupnya di dunia, telah diangkat memasuki kemuliaan di surga beserta badan dan jiwanya.” (MD #44)
Peristiwa ini memang tidak secara eksplisit tertulis dalam Kitab Suci, namun sesungguhnya ada kesaksian yang dianggap istimewa untuk membuktikan bahwa Tradisi Gereja ini memang hidup. Kesaksian ini diperoleh dari Liturgi seperti sering dinyatakan bahwa “Sebagaimana Gereja berdoa, Gereja percaya.” Liturgi memberi kesaksian tentang iman yang telah ada. Boleh dikatakan, wahyu hadir dalam liturgi.
Menurut catatan sejarah pesta Maria Diangkat ke Surga sudah dirayakan sejak abad keempat di Antiokhia. Kaisar Maurisius menetapkan pesta Dormitio (Hari Tertidurnya Maria) pada tanggal 15 Agustus 600. Lima puluh tahun kemudian pesta ini dirayakan dengan prosesi di kota Roma. Gereja Koptik merayakan pesta penghormatan wafat Maria pada tanggal 16 Januari di pertengahan abad keenam dan pengangkatannya pada tanggal 9 Agustus, seperti dicatat dalam homili Theodosius, Patriarkh dari Alexandria.
Bagaimana cara memahami terangkatnya Perawan Maria ke surga? Dogma ini harus dipahami dalam terang Kristus dan Gereja. Peristiwa Maria diangkat ke surga merupakan keikutsertaan Maria yang istimewa pada kebangkitan Puteranya. Di samping itu, peristiwa ini juga merupakan satu antisipasi dari kebangkitan warga-warga Kristen yang lain. Bacaan kedua hari ini dari 1 Kor 15:20-26 berbicara tentang Kristus yang bangkit dari antara orang mati, sebagai yang sulung dari orang-orang yang telah meninggal. Semua orang akan dihidupkan kembali dalam persekutuan dengan Kristus.
Bacaan pertama hari ini diambil dari Why 11:19-12:10, yang berbicara tentang seorang perempuan yang sedang mengandung dan berhadapan dengan seekor naga. Naga itu hendak menelan Anak perempuan itu, segera setelah ia melahirkan-Nya. Sang Anak dibawa lari kepada Allah dan sang perempuan diselamatkan di padang gurun. Bacaan ini menunjukkan Gereja sebagai sebuah komunitas yang berpengharapan (sedang mengandung) dan hendak melahirkan Kristus. Namun Gereja harus berhadapan dengan Si Jahat (naga). Meskipun demikian, Gereja pasti dilindungi oleh Allah.
Bagaimana cara Allah melindungi umat-Nya? Bacaan Injil Luk 1:39-56 memberikan jawabannya. Dalam keadaan hamil muda Maria membawa janin Yesus untuk mengunjungi Elisabet saudaranya. Maka, pengharapan Gereja menjadi nyata dalam pelayanannya. Kemudian lagu pujian Maria, Magnificat, menyatakan bahwa Maria sangat berbahagia karena Allah Juruselamatnya. Kerahiman Allah berpihak kepada orang-orang kecil dan lemah. Pelayanan Gereja harus mengutamakan orang-orang kecil, lemah, dan tersisih. Ketika Gereja hadir dalam pelayanan ini, Gereja memiliki pengharapan.
Paus Pius XII Memaklumatkan Dogma Maria Diangkat ke Surga