ATLET ETIOPIA MENGUKIR SEJARAH DI RIO
Dipublikasikan tanggal 16 August 2016
ATLET ETIOPIA MENGUKIR SEJARAH DI RIO
Doping Saya Adalah Yesus
Atlet Etiopia Almaz Ayana mengukir sejarah pada tanggal 12 Agustus 2016 di pesta olahraga Olimpiade Rio 2016 dengan memecahkan rekor dunia lari 10.000 meter. Ayana, yang biasa membuat tanda salib tiga kali sebelum memulai pertandingan, mengakhiri perlombaan dengan bersyukur kepada Allah, dan mencatat perolehan waktu 29:17.45. Dengan demikian, dia memecahkan rekor dunia dengan 14 detik lebih cepat dari rekor lama yang dipegang oleh Wang Junxia, 23 tahun yang lalu di Kejuaraan Dunia Stuttgart 1993.
Menjawab pertanyaan wartawan tentang penggunaan obat-obat terlarang, Ayana berseru, “Doping saya adalah latihan saya dan Yesus. Selebihnya, saya bening seperti kristal.” Atlet muda berusia 24 tahun ini mengisyaratkan bahwa kemenangannya sangat mengejutkan. “Kemenangan ini sangat berarti bagi saya. Allahlah yang membawa saya ke tempat ini dan Dia melakukan perbuatan besar dalam hidup saya. Saya memuji Tuhan karena Dia telah memberikan saya semua ini. Sampai pada peraihan ini benar-benar mimpi yang menjadi kenyataan. Suatu hal yang tidak pernah saya pikirkan sebelumnya, saya sangat emosional,” demikian penegasannya.
Medali perak di cabang ini direbut oleh pelari Kenya Vivian Jepkemoi Cheruiyot dan tempat ketiga diperoleh oleh Tirunesh Dibaba, yang juga berasal dari Etiopia. Almaz Ayana adalah juga juara dunia lari 5.000 meter, yang diraihnya di Peking pada tahun 2015. Bulan Februari tahun lalu, Ayana berkata, “Masing-masing dari kita, di mana pun kita berada, siapa pun kita, harus berkarya untuk perdamaian dunia. Kita telah menerima dunia ini untuk hidup bersama karena ini semua adalah rahmat Allah yang Mahakuasa.”