ENGKAU AKAN MELIHAT HAL-HAL YANG LEBIH BESAR
Dipublikasikan tanggal 24 August 2016
ENGKAU AKAN MELIHAT HAL-HAL YANG LEBIH BESAR
Yoh 1:45-51
Bacaan Injil hari ini diambil dari Yoh 1:45-51 yang merupakan sebahagian dari perikop tentang murid-murid Yesus yang pertama (Yoh 1:35-51). Berbeda dengan injil-injil Sinoptik pemuridan dalam injil Yoh selalu melibatkan seorang perantara. Natanael dibawa kepada Yesus oleh Filipus. Sebagai seorang pewarta, Filipus mengabarkan kepada Natanael bahwa mereka telah menemukan Dia, yang disebut oleh Musa dalam kitab Taurat dan oleh para nabi. Nampaknya di sini Filipus mengacu kepada Ul 18:18 yang mencatat ucapan TUHAN lewat perantaraan Musa, “seorang nabi akan Kubangkitkan bagi mereka dari antara saudara mereka, seperti engkau ini; Aku akan menaruh firman-Ku dalam mulutnya, dan ia akan mengatakan kepada mereka segala yang Kuperintahkan kepadanya.” Selain memiliki kodrat ilahi, Filipus menyebut Yesus juga sebagai manusia sejati yakni “anak Yusuf dari Nazaret.”
Reaksi yang spontan keluar dari mulut Natanael adalah, “Mungkinkah sesuatu yang baik datang dari Nazaret?” (Yoh 1:46) Tidaklah mengejutkan apa yang diungkapkan oleh Natanael, karena Nazaret adalah kota kecil, bahkan mungkin desa saja. Kota ini juga tidak menjadi kota penting secara religius, bahkan ahli sejarah Yahudi yang bernama Yosephus tidak menulis apa pun tentang kota ini. Nazaret berasal dari kata Ibrani netzer yang berarti tunas. Tunas tentu saja kecil bentuknya, namun tunas adalah bakal kehidupan baru. Natanael mungkin belum menyadari bahwa Yesus adalah “tunas yang keluar dari tunggul Isai” (Yes 11:1).
Menanggapi komentar Natanael, Filipus tidak putus asa. Dia hanya menjawab, “Datanglah dan lihatlah!” Filipus mengajak Natanael untuk datang dan melihat di mana Yesus tinggal. Kata “melihat” sangat penting dalam injil Yoh. Dalam perikop singkat ini saja kata “melihat” diulang sampai 7 kali! Penginjil ingin mengamanatkan kepada sidang pembacanya bahwa “melihat” bukan hanya hal-hal yang bersifat jasmani saja, namun terlebih lagi hal-hal rohani. Injil Yoh mencapai puncaknya dalam pernyataan Yesus yang bangkit kepada Tomas, “Karena engkau telah melihat Aku, maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya.” (Yoh 20:29). Demikian pula kata “tinggal” bukan hanya bermakna dangkal seperti tempat tinggal Yesus, melainkan “tinggal bersama Yesus” atau hidup dalam persatuan dengan Yesus. Secara agung penginjil menyatakan dalam mukadimah injilnya, “Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.” (Yoh 1:14)
Ketika Yesus melihat Natanael, Dia pun memberi gelar kepadanya sebagai “seorang Israel sejati”, karena tidak ada kepalsuan di dalam hatinya (Yoh 1:47). Natanael terkejut karena Yesus mengenal dirinya. Yesus pun menjelaskan bahwa sebelum Filipus memanggilnya, Dia telah melihatnya di bawah pohon ara. Ungkapan “di bawah pohon ara” mungkin melambangkan “sedang berdoa dan merenungkan Taurat”. Barulah pada saat itu Natanael percaya dan memberikan pengakuan bahwa Yesus adalah Anak Allah, Raja orang Israel (Yoh 1:49)
Yesus menutup percakapannya dengan Natanael dengan menyatakan dua hal. Pertama, para murid-Nya akan melihat hal-hal yang lebih besar. Nampaknya para murid dipersiapkan untuk melihat kemuliaan Allah yang dinyatakan dalam 7 tanda yang akan dilakukan oleh Yesus, dan dinyatakan pertama kali dalam perkawinan di Kana. Murid-murid Yesus bukan hanya bisa melihat tanda saja, melainkan memahami lebih jauh apa yang ditandakan dengan peristiwa itu. Misalnya, tanda pertama di Kana bukanlah semata-mata melimpahnya anggur dalam sebuah perkawinan, melainkan lebih-lebih menandakan tibanya zaman Mesianik.
Kedua, mereka akan melihat langit terbuka dan malaikat-malaikat Allah turun naik kepada Anak Manusia. Pernyataan Yesus ini mengacu kepada Kej 28:12 di mana Yakub bermimpi, bahwa di bumi didirikan sebuah tangga yang ujungnya sampai ke langit, dan tampak malaikat-malaikat turun naik di tangga itu. Allah menjelaskan mimpi itu sebagai janji kesetiaan-Nya untuk selalu “menyertai dan melindungi” Yakub ke manapun dia pergi. Allah berjanji tidak akan pernah meninggalkannya. Yesus dalam hal ini menegaskan bahwa Dia dan Bapa adalah satu. Yesus berjanji akan menyertai dan melindungi murid-murid-Nya dengan setia dan tidak pernah akan meninggalkan mereka.
Apa yang dapat kita renungkan dari perikop singkat ini? Pertama, bahwa kita memiliki kewajiban untuk senantiasa mewartakan Injil dan membawa orang lain kepada Yesus. Kedua, pemahaman kita tentang Yesus dan Injil-Nya tidak boleh hanya terbatas pada hal-hal lahiriah saja tetapi harus menuju kepada persatuan kita dengan-Nya. Ketiga, kita dipersiapkan untuk melihat hal-hal yang lebih besar. Bapa dan Yesus adalah satu (Yoh 10:30) dan semua pengikut Kristus menjadi satu dan menjadi satu di dalam Bapa dan Kristus (Yoh 17:21). Hanya dengan cara inilah dunia akan mengetahui, bahwa Bapa telah mengutus Kristus dan dengan cara inilah Yesus memberikan kemuliaan kepada kita. (Yoh 17:22)
Filipus Membawa Natanael kepada Yesus