PESTA KELAHIRAN SANTA PERAWAN MARIA
Dipublikasikan tanggal 08 September 2016
PESTA KELAHIRAN SANTA PERAWAN MARIA
Fajar Misteri Inkarnasi
Hari ini Gereja merayakan Pesta Kelahiran Santa Perawan Maria. Pesta ini dirayakan baik di Gereja Barat maupun Gereja Timur sejak abad VI. Pada saat itu St. Romanus Melodis, seorang Kristen Timur, yang mengarang banyak himne yang digunakan dalam liturgi Katolik Timur dan Ortodoks Timur, mengarang sebuah himne untuk mengenang kelahiran Santa Perawan Maria. Pesta kelahiran Santa Perawan Maria menyebar ke Roma pada abad VII dan baru dirayakan di Gereja Barat secara menyeluruh beberapa abad kemudian.
Meskipun tidak ada catatan sejarah bahwa perayaan Pesta Kelahiran Santa Perawan Maria dirayakan lebih awal daripada abad VI, sumber kisah kelahiran Santa Perawan Maria sudah berusia jauh lebih tua. Dokumen tertua adalah Proto Injil Yakobus (Protevangelium of James) sebuah kitab apokrif yang ditulis kurang lebih tahun 150 M. Dari kitab ini kita mengetahui bahwa orang tua Bunda Maria, St. Yoakhim dan St. Anna, adalah pasutri yang tidak memiliki anak sampai seorang malaikat menampakkan diri kepada St. Anna dan mewartakan kepadanya bahwa dia akan mengandung. Kisah yang mirip juga muncul dalam kitab apokrif Injil Kelahiran Maria (Gospel of the Nativity of Mary) yang berusia lebih muda.
Mengapa dipilih tanggal 8 September? Tanggal 8 September jatuh tepat sembilan bulan setelah Hari Raya Maria Dikandung Tanpa Noda Dosa, yang dirayakan pada tanggal 8 Desember. Pesta kelahiran Santa Perawan Maria merupakan pesta yang penting karena mengenangkan persiapan untuk kelahiran Kristus. Meskipun injil-injil kanonik tidak pernah mencatat sesuatu tentang kelahiran Santa Perawan Maria, perhatian terhadap hal ini dipusatkan kepada misteri Kristus dan rencana penyelamatan-Nya. Kelahiran Santa Perawan Maria dipahami dalam keterkaitannya dengan kedatangan Juru Selamat dunia. Lumen Gentium 55 mencatat bahwa “Akhirnya ketika muncullah ia, Puteri Sion yang amat mulia, sesudah pemenuhan janji lama dinanti-nantikan, genaplah masanya. Mulailah tata keselamatan yang baru, ketika Putera Allah mengenakan kodrat manusia dari padanya, untuk membebaskan manusia dari dosa melalui rahasia-rahasia hidup-Nya dalam daging.” Kelahiran Maria secara khusus dipersiapkan untuk perutusannya sebagai Bunda Penyelamat. Kehadiran Maria merupakan bagian dari rencana tata rakhmat. Rencana Allah mengenai penjelmaan Sang Sabda tentu juga melibatkan Perawan Maria yang adalan Bunda-Nya. Maka, dapat dipastikan bahwa kelahiran Maria terletak di jantung sejarah keselamatan.
Bacaan-bacaan liturgis pada hari ini memberi penekanan pada penyelamatan Kristologis yang menjadi latar belakang permenungan tentang tokoh Maria. Mi 5:1-4a mengisahkan nabi Mikha memaklumatkan kedatangan Tuhan, yang akan lahir di kota Betlehem. Bunda Mesias ditampilkan sebagai wanita yang akan melahirkan, dan akan melahirkan seorang raja dan gembala dari kaum Yehuda. Bacaan kedua dari Rom 8:28-30 tidak berbicara langsung mengenai Bunda Maria, melainkan mengenai orang yang terpilih dan terpanggil sesuai dengan rencana Allah. Bunda Maria adalah orang yang dipilih dan dipanggil oleh Allah, maka dia akan dibenarkan dan dimuliakan oleh-Nya. Bacaan Injil diambil dari Mat 1:1-16, 18-23 berbicara tentang silsilah Yesus. Dia adalah keturunan Abraham dan bapa bangsa Israel. Penghubung antara Kristus dengan bangsa Israel adalah Maria. Keperawanan Maria nyata dalam bacaan injil ini yang menandakan keilahian Yesus Kristus. Sukacita dalam Pesta Marianis ini adalah karena kelahiran Maria membawa fajar baru kepada dunia yang mewartakan Mentari Keadilan, Kristus Tuhan.
St. Yoakhim dan St. Anna Bersukacita di Gerbang Emas atas Berita Akan Mendapat Keturunan